Posts

Image
  Bela Negara Sumber Gambar : Tagar.id      Bela negara adalah sebuah konsep yang dirancang oleh perangkat perundangan dan petinggi dalam suatu negara yang berkaitan dengan patriotisme seseorang, suatu kelonpok atau seluruh komponen dari suatau negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negera. Bela negara memiliki dua konsep, yaitu fisik dan non-fisik. Dimana jika secara fisik diartikan bahwa sebagai usaha pertahanan untuk menghadapi serangan fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara. Sedangkan secara non-fisik dapat diartikan bahwa upaya untuk berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial, dan kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa. Adapun landasan konsep bela negara yang mewajibkan wajib militer. Dalam landasan tersebut setiap warga negara diwajibkan untuk ikut serta dalam militer atau perangkat pertahanan negara. Baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan ta...
Haii..  guys maaf kalok saya lama tidak posting karena saya fokus sama pelajaraan saya jadi tidak ada waktu buat posting cerpen atau apapun.. jadi mohon maaf tapi saya akan janji untuk 1 minggu posting  jadi daah.. guys #Pengemar_cerpen
Image
Kepingan Tentang Dia Judul Cerpen Kepingan Tentang Dia Cerpen Karangan:  Kunti Zakiyah Kategori:  Cerpen Keluarga Lolos moderasi pada: 27 December 2016 Aku merasa iri pada seorang wanita. Wanita yang mana? Siapa? Tentu saja pada dia! Sesosok wanita penginspirasi hidup, dia wanita yang cantik, berhati lembut, penyayang, saleha, penyabar, begitu sempurna. Misalnya, apa yang pernah dia lakukan?! Hm, tak perlu kau tanya tentang ‘misalnya’, tentu saja jibunan contoh dapat kusuguhkan. Dan akhirnya kau pun akan turut mengaguminya! Bayangkanlah! Dengan orang lain saja dia baik sekali apalagi dengan keluarganya sendiri. Bahkan karena kebaikan yang selalu dia taburkan, orang lain pun jadi sangat menyayangi dan menghormatinya. Pun wanita itu sanggup mengurusi empat orang anak yang keras kepala. Bak bidadari penenang kalbu dia mampu membelai lembut jiwa-jiwa yang rapuh dan sayup. Pula seperti pijaran cahaya dalam gulita, dia mengispirasi hati yang terlumuri karat...
Image
Ku Titipkan Rindu pada Surah Ar-Rohman Cerpen Karangan:  Fifi Dzakiyatul Mustafidah Lolos moderasi pada: 5 May 2016  Lantunan bacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an terdengar merdu di telinga. Bagai melodi-melodi indah yang tersusun rapi. Maghrib yang hening, membuat suasana menjadi khusyu’. Syahida. Suara indah itu, ke luar dari bibir mungil Syahida, anak dari seorang tukang bubur ayam keliling. Dia dilahirkan dan dididik menjadi anak yang religius. Sudah biasanya Syahida membaca Al-Qur’an sehabis salat maghrib, yang pasti ia baca adalah surah Ar-Rohman. Baginya surah Ar-Rohman adalah surah yang mengingatkannya pada Ibunya. Ibu Syahida telah lama meninggal, kira-kira sudah empat tahun terakhir. Saat Syahida kecil, setelah Syahida mengaji, Ibunya sering membaca surah Ar-Rohman setelah maghrib, Syahida sering berada di pangkuan Ibunya hingga Syahida terlelap tidur. “Fabi ayyi aa laa irobbikumaa tukadz dzibaan, tabaarokas murobbika dzil jalaa li wal ikrom. Shodaqallaah...
Image
1 Bunga Yang Layu (Part 3) Cerpen Karangan:  M. Fauzan Delfani Lolos moderasi pada: 16 May 2016 “Sudahlah kawan, ini hanya sebagian cobaan yang masih belum seberapa,” kata Said menenangkanku seraya memegang kedua pundakku. Aku lepas tangannya tersebut dengan perasaan yang tidak bisa ku terima, “Kau bilang ini belum seberapa?! Lebih baik aku yang sakit menggantikannya kawan,” aku membalikkan badanku dan pergi menuju ke ruangan tadi. Aku masih percaya bahwa dia menunggu diriku. Dengan kerasnya dia melontarkan perkataan-perkataan kepadaku dari belakang, tapi aku masuk di telinga kanan keluar kiri. Yang lebih penting sekarang bukanlah Said, melainkan ialah orang yang berada di sana. Tunggulah aku wahai bidadariku. “Dok! Kalian tidak bercanda kan?” “Kami sudah berusaha sekuat mungkin, kami turut berduka, Pak.” Mendengar itu, mataku langsung melotot besar, pikiranku menuju ke hal yang tidak ingin terjadi. Ibunya menangis di bangku duduk dengan tisu yang diletakkanya...
Image
1 Bunga Yang Layu (Part 2) Cerpen Karangan:  M. Fauzan Delfani Lolos moderasi pada: 16 May 2016 “Aku takut! Aku takut! Aku takuuuttt!!!” Dia menggelengkan kepalanya dengan penuh rasa cemas.Aku ikut juga menangis melihatnya menderita seperti ini, aku peluk dia dengan eratnya sembari aku berucap, “Tidak, kau itu adalah sosok perempuan sangat kuat yang pernah ku kenal. Jangan takut, aku ada di sini bersamamu selalu,” ku biarkan dia menangis di pundakku yang penuh dengan air matanya. Semakin erat aku memeluknya, semakin nangislah dirinya. Aku juga mencium rambutnya itu dengan tetesan mataku, sesekali ku usap rambutnya juga. Suara ketukan dari balik pintu yang lumayan nyaring membuatku harus melepaskan dirinya yang terkulai lemah tak berdaya itu untuk menuju pintu dan membukanya dengan rasa penasaran, bahkan itu membuat diriku bertanya-tanya, “Siapakah gerangan di balik ini?” lalu aku buka dan ternyata dia adalah orang yang sangat ku kenal dengan senyumnya yang entah men...
Image
1 Bunga Yang Layu (Part 1) Cerpen Karangan:  M. Fauzan Delfani Lolos moderasi pada: 16 May 2016 Aku menangis sejadi-jadinya melihat belahan hatiku terbaring lemas di rumah sakit. Dia tidak pernah menceritakan penyakitnya itu kepadaku. Aku marah sekaligus tak tega melihatnya. Sore menjelang malam, hanya ada aku dan dia. “Stadium 4! Kanker otak! Kenapa kau tidak bilang semuanya dari awal?” aku menangis seperti anak kecil yang masih cengeng. Matanya sayup, tapi dia bisa tersenyum sedikit, “Maaf, sayang. Aku tidak ingin kau mengkhawatirkanku.” Ku pegang tangannya yang dingin itu, lalu ku tempelkan ke pipiku yang penuh dengan air mata, “Berjanjilah denganku, mulai sekarang kau harus jujur.” “Iya. Maafkan aku ya sayang.” Tangannya yang ku pegang perlahan-lahan menghapus air mataku. Besoknya, sehabis pulang sekolah aku segera mungkin menuju kekasihku yang tak berdaya. Ku lihat dia menatap indahnya alam lewat kaca jendela, namun sayang tidak bisa merasakan indahnya ala...